Custom Search

PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEUANGAN

pas maen-maen ke blognya okebebeh disana nemuin info tentang bukaan departemen keuangan..sebagai bentuk soladaritas..terhadap jobseeker yg ada di indonesia, boim ikutan buat nyebarin info ini ke kawan-kawan blogger ...silahkan baca pengumumannya di bawah ini dan klik kalimat "just informasi" or target sasaran.....dan semoga sukses.... Selengkapnya...

Sandiwara jalanan

NB: di persembahkan untuk perjuangan para mahasiswa dalam mencari sebuah kata keadilan

Mukadimah
Hidup penuh makna dan arti…..tapi apa artinya hidup apabila kita tak pernah menghargai hidup itu sendiri. Mereka yang ada disekelilingku, kini sedang menangis meratapi hidup. Menangis karena sebuah kata keserakahan. Keserakahan manusia tak berotak....tiba-tiba seorang anak kecil yang ditemani derai air matanya menghampiriku dan bertanya? Kenapa aku harus dilahirkan di dunia ini, dunia yang penuh kemunafikan....Jerit tangisnya yang seakan siap meledakkan hati kecilku.....hati yang penuh kehampaan


Banyak dintara saudara-saudara kita yang masih mengalami kesusahan, penderitaan dalam hidupnya, namun apa yang dapat kita dilakukan, melihat, mendengar atau hanya ikut merasakan. Mereka tidak pernah memerlukan hal tersebut, yang mereka butuhkan adalah uluran tangan kita, karena kita adalah bagian dari mereka, dan mereka adalah saudara kita. Saat ini banyak sebagian dari kita telah dibutakan oleh kemilau dunia, harta, kehormatan dan pangkat. Tapi apakah mereka sadar bahwa itu hanya sebuah ilusi sesaat yang akan hilang dan sirna dikala kita lupa terhadap penderitaan saudara-saudara kita??

Kau mahasiswa, walau terbelenggu oleh banyak aturan, namun kau tetap berdiri kokoh di garis depan perubahan bangsa ini. kau mampu menjadi corong suara jerit tangis rakyat yang kerap kali ditutupi oleh kemilau dunia ini. Terlampau angkuh bila tak kusadari begitu kerasnya perjuangan hidupmu. Wahai saudaraku yang tetap diam dan tak bergeming, diammu tak akan pernah memecahkan teka-teki ini. miskinan, penganguran dan kelaparan akan tetap menjadi labirin masalah yang akan terus menyesatkan bangsa ini. Apakah hanya kau para mahasiswa yang harus memikirkan hal tersebut. Dimanakah engkau wahai saudara-saudaraku????kami butuh engkau saat ini, saat kami mencoba untuk melawan sebuah tirani. Lalu kemana perginya sang penggerak roda bangsa ini, entahlah akupun bingung tuk menjawabnya...lalu siapa sebenarnya yang akan kita lawan.

Dimanakan sang penggerak roda bangsa saat ini?? yang seharusnya menjadi sandaran bagi kami semua, tempat kami meminta perlindungan, tempat kami berkeluh kesah, tempat bagi kami tuk meminta pertolongan. Yang terdengar hanya janji-janji belaka tanpa ada suatu kepastian. Bangsa ini lebih senang bermain dalam sandiwara jalanan, yang mana di panggung sandiwara ini sang penggerak roda bangsa sedang berperan sebagai aktor antagonis yang menjadi perampok di negeri sendiri. harta yang mereka cari adalah kata kemakmuran, karena itu kemakmuran tak akan pernah ada karena telah di curi oleh sang penggerak roda bangsa ini.

by herbowo sampurno Selengkapnya...

sebuah karya untuk seorang sahabat


sebuah karya untuk seorang sahabat yang dulu pernah bersama-sama
melangkah dalam jiwa muda

by herbowo sampurno
Selengkapnya...

Mencoba Bangkit Dalam Sebuah Kegundahan

Membaca bukan berarti tlah memahami apa yang telah dibaca, berkata bukan berarti mengetahui makna setiap ucapannya, dan menjalani hidup dunia tidaklah semudah dan seindah yang kita bayangkan. ini merupakan gambaran sepintas dari sebuah ungkapan kegelisahan atas realitas kehidupan. Hidup memang penuh dengan fenomena atau bahkan sebuah misteri yang tak akan pernah terpecahkan, dimana setiap orang kapan saja, dan dimana saja dapat terjebak oleh kemilau gemerlap dunia, yang katanya penuh dengan tipu muslihat, kejam dan penuh dengan ketidakadilan !!!

Berfikir atas ketidakadilan dunia, hanyalah seperti berjalan ditempat. Diskusi, saling bertukar fikiran hanyalah sebuah retorika tanpa ada sedikitpun yang bisa dilakukan untuk membuat keadilan didunia ini menjadi kenyataan. Terkadang kita slalu mengumpat atas apa yang kita alami, atas tindakan ketidakadilan yang kita lihat atau kita rasakan secara nyata. Mengumpat, menyesali apa yang telah terjadi adalah hal yang paling sia-sia (ga semua yang gw omongin ini benar). Kegagalan bukan berarti kehancuran, dengan kegagalan kita dapat memetik suatu pelajaran, suatu hikmah dari semua itu, Untuk kembali menatap masa depan, tanpa harus jatuh pada lubang yang sama.

“kegagalan adalah celaka kecil, tetapi penyesalan adalah celaka besar”. Kegagalan adalah pengalaman berharga untuk meraih sukses, janganlah berputus asa bila menemui kegagalan. Justru dengan kegagalan itu kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik. Cobalh terus dan jangan berhenti di tengah jalan serta lihatlah bahwa kesuksesan tengah menanti anda. Sebaliknya penyesalan itu tiada artinya tanpa kita mau memperbaikinya. (Abdul Barr, 2004)

Tertarik dengan sebuah dialog film Batman Begain “ jangan takut jatuh, karena dengan jatuh kita akan belajar untuk berdiri kembali”. Inilah kalimat yang diajarkan seorang ayah kepada anaknya yang mengalami sebuah trauma atas kejadian yang menimpanya. Penggalan kalimat tersebut mempunyai arti yang sangat dalam, dimanapun halangan atau rintangan yang kita hadapi, tetaplah maju dengan langkah tenang dan pasti, niscaya kita akan menemukan jalan keluar dari masalah tersebut. Walaupun kita harus merasakan terlebih dahulu pahit manisnya sebuah masalah.

Kembali kumencoba menyelami dan memahami makna disetiap kalimat, kadang tertawa namun terkadang bingung dibuatnya, dengan beberapa penggal kalimat, sehingga harus mengulangi dan memahaminya berulang kali. Aku hanya seorang manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan dan ketidakmampuan, aku akan selalu mencoba dan terus mencoba menemukan jawaban atas semua masalah yang mungkin dapat kumengerti. Namun semua ini tidaklah mutlak, dunia ini dinamis, kapan dan dimana saja dapat berubah dengan cepat. Kadang kau tak dapat memprediksikan kapan perubahan itu akan terjadi.

Lalu siapakah yang mengubah dan menggerakkan kehidupan itu? “Dunia adalah panggung sandiwara”. Hidup didunia ini memang merupakan panggung sandiwara, dan giliranku bertanya, siapakah yang menjadi penonton dalam pertujukkan dunia ini?? Dan apa peranku??? Sudah berulang kali kupahami makna pertanyaan ini, tapi sepertinya tak kutemukan sebuah jawaban yang pasti, saat kuposisikan diriku sebagai seorang manusia yang rasionalis bukan aku sebagai seorang yang mempunyai agama. Aku sebagai seorang rasionalis mencoba memberikan pendekatan dari pertanyaan tersebut, tapi ingat itu bukanlah sebuah jawaban. Hukum alamlah yang mengubah dan menggerakkan kehidupan ini, lalu siapakah hukum alam itu, seperti apa bentuknya???

Hukum alam adalah sebuah sekumpulan sistem kehidupan dimana masing-masing elemen penyusun kehidupan tersebut mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam terjadinya perubahan tersebut. Seperti contoh, manusia adalah sub system dari sekumpulan system kehidupan tersebut, dan setiap manusia memiliki peran dalam perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini. Tapi jika aku sebagai seorang yang beragama, aku percaya bahwa manusia adalah khalifah bagi kehidupannya dan kehidupan didunia ini.

Manusia sebagai kahlifah bagi kehidupannya dapat diibaratkan dalam sebuah pepatah, “setiap orang adalah arsitek dari keberhasilannya sendiri”, diri kita sendirilah yang akan membawa kita kepada keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini, diri kita pulallah yang akan menentukan apakah kita akan bahagia atau sengsara. Jadi kita adalah pemegang tanggungjawab penuh akan keselamatan diri kita. Bila kita baik, maka baiklah akibatnya, namun jika kita buruk, maka buruk pula akibatnya (Abdul Barr, 2004). Sedangkan manusia sebagai khalifah didunia ini seperti yang telah dijelaskan dalam alquran (gat au ayat berapa, surat apa. Cari aja sendiri). Yang pasti kita dan setiap makhuk yang ada didunia ini mempunyai peranan masing-masing, yang saling berhubungan dan berkaitan dalam perjalanan waktu yang akan mengubah dunia ini kelak hingga hari kiamat.

Lalu bagaimana kita harus menyikapi kejamnya penderitaan kehidupan didunia ini, berdiam diri, lari dari setiap masalah, atau akhiri saja hidup kita ini? Namun ingatlah “hanya penderitaan hidup yang dapat mengajarkan manusia untuk menghargai kebaikan dan keindahan hidup. Arungilah lautan kehidupan ini walau terkadang topan dan badai menerpa. Cobalah untuk berlatih berdiri ditengah badai. Terpaan penderitaan dalam hidup ini akan menempa kita untuk menjadi manusia yang sabar dan tabah. Maka dengan kesebaran dan ketabahan dalam menghadapi hidup ini akan membuat kehidupan ini menjadi lebih indah (Abdul Barr, 2004). Diam tidak berarti buruk, tapi alangkah lebih baik jika kita coba mengatasi masalah tersebut dari pada berdiam diri, mengurung dalam kesunyian jiwa yang gundah. Masalah akan terus menghujani jiwa ini bila tak segera kita selesaikan, karena ia akan selalu menghantui jiwa dan pikiran kita yang goyah dalam terpaan badai kehidupan.

Ini hanyalah sepenggal makna yang dapat kutangkap dan kupahami dalam proses dialog bersama sebuah kalimat “walaupun hanya sedetik”. Dan yang perlu digarsibawahi bahwa berbicara, menulis memanglah mudah, namun sangat sulit untuk diterapkan secara nyata apabila kita tak pernah mencobanya. Smoga mampu memberikan sebuah pertimbangan selayaknya petunjuk arah, guna meniti beratnya langkah menuju pencarian makna kehidupan.

by herbowo sampurno
Selengkapnya...

Pengentasan Kemiskinan Dalam Kerangka Kebijakan Otonomi Daerah

Perubahan paradigma pemerintahan bangsa Indonesia telah mengalami metamorfosis yang cukup dinamis, dimana sistem pemerintahan Indonesia yang dulu berpedoman pada sistem pemerintahan sentralistik kini berubah menjadi sistem pemerintahan desentralisasi yang tuangkan dalam UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.

Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah tersebut merupakan langkah awal dari suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia. Setiap pemerintah daerah Di Indonesia diberikan suatu kewenangan (otoritas) yang sangat luas, nyata dan bertanggungjawab secara proporsional kepada daerahnya masing-masing (Hendriawan, “Penanggulangan Kemiskinan Dalam Kerangka Kebijakan Desentralisasi”).

Hal itu diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah sesuai dengan prinsip-prinsip Otonomi Daerah, yaitu: demokrasi (democratization), peran serta masyarakat (community participation), memperhatikan keanekaragaman (uniformity) Daerah, pemerataan dan keadilan serta terkelolanya potensi sumber daya di Daerah secara efisien dan efektif.

Oleh karena itu diharapkan setiap daerah mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya guna menciptakan kesejahteraan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, dan diwujudkan salah satunya dengan upaya pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan. Dengan kewenangan daerah yang semakin besar tersebut, maka pemerintah daerah bersama DPRD-nya memiliki tanggung jawab dan keleluasan yang cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan penting dan strategis bagi upaya-upaya mengatasi kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakatnya.

Dengan diterapkannya sistem pemerintahan otonomi daerah, maka upaya-upaya untuk mengatasi kemiskinan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat miskin lebih menjadi prioritas bagi setiap daerah, sebagai bentuk tanggungjawab daerah terhadap masyarakat, khususnya pada masyarakat miskin. Sehingga pada akhirnya permasalahan-permasalahan kemiskinan yang muncul akan banyak direspon, diputuskan dan dilaksanakan secara cepat dan efektif oleh Pemerintah Daerah, tanpa harus menunggu dan banyak tergantung pada instruksi dari Pemerintah Pusat.
Namun pada kenyataannya perubahan bentuk pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik dengan menerapkan prinsip-prinsip otonomi daerah tersebut, masih dirasa kurang hasil atau manfaatnya bagi masyarakat miskin disetiap daerah. Apabila kita meninjau kembali prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang salah satu yaitu; demokrasi, pemerataan dan keadilan, maka sudah seharusnya tingkat kemiskinan di Indonesia semakin lama semakin menurun, bukan malah sebaliknya meningkat.

Berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang. Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia (Hamonangan Ritonga, “Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan?”).

Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. padahal pada masa reformasi saat ini dan dalam era otonomi daerah, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan atau program-program guna mengentaskan kemiskinan baik itu ditingkat nasional maupun pada tingkat daerah. Dan jelas hasilnya, tidak ada perubahan yang signifikan terhadap penanggulangan kemiskian, antara penerapan system pemerintahan otonomi daerah dengan masa-masa sebelumnya, dan kemiskinan tetap terus meningkat tajam

by herbowo sampurno
Selengkapnya...

Ada yang mau duit $ 1.000.000 (satu juta dollar)

siang ini, waktu lihat blog ternyata ada info dari innitial v yang memberitahukan bahwa ada sebuah Perusahaan Besar ingin menyaingi Google atau Myspace dll.. mereka ( menurut mereka akan membagi -bagikan 1 juta dollar kepada member yang gabung sebelum 1 Juli 2008), pas di periksa ke web nya ternyata benar, ada pernyataan seperti ini:

"We are giving away ONE MILLION DOLLARS USD split between EVERYONE who joins for free and helps us spread the word about the NEW Web 2.0 Upgrade before our July 1st launch!"

percaya ga percaya sih..masa di jaman yang materi masih ada yang rela membagi-bagikan uang dengan segitu gampangnya, mana uang yang di bagikan bukan uang receh lg...tp 1 juta dollar...wauw nominal yang cukup fantastis buat kita....kira-kira butuh berapa tahun ni supaya bisa ngumpulin duit segini banyak???bagi yang pengen tau infonya silahkan klik logonya di bawah ini


buat temen blogger atau khalayak umum yang mau mencoba..silahkan, ga ada ruginya nyoba dulu...kalau ga bener ya berarti dunia sudah kembali normal, karena memang ga ada yg gratis di dunia ini...selamat mencoba dan berdoa smoga apa yang informasi ini benar....he..he

Selengkapnya...

adakah seorang pemimpin di negeri ini..???

Saat ini bangsa indonesia sedang dalam proses belajar untuk berdemokrasi, salah satunya dengan diadakannya proses pemilihan langsung kepala daerah maupun pemimpin negeri ini. Tapi kadang kita terjebak dengan janji-janji manis para calon pemimpin tersebut saat proses kampanye. Dalam proses kampanye tersebut masyarakat tidak di transformasikan apa dan bagaimana seoarng pemimpin tersebut dapat dikatakan baik untuk memimpin rakyatnya. Fenomena yang terjadi selama ini, para pemimpin tersebut hanya mengajarkan bagaimana cara mengumbar janji, yang kelak kita pun akan sulit untuk menagih janji-janji tersebut. Sekedar me riview beberapa kejadian yang terjadi selama berjalanya proses pemilihan langsung di indonesia. Proses pilkada atau pilpres malah menjadi sumbu dari munculnya konflik horizontal di masyarakat. Hal ini terjadi karena ketidak siapan dari setiap elemt di negeri ini untuk proses pemilihan secara langsung. Banyak informasi menyebutkan bahwa konflik tersebut muncul karena:

* Adanya money politik saat proses kampnye.
* Penggelembungan suara/kecuarangan saat proses pemilihan
* Pendataan para pemilih yang masih kabur validitasnya
* Proses perhitungan yang kadang di warnai kecurangan
* Ketidak siapan para pemimpin tersebut menerima kekalahan
* Keberadaan undang-undang yang harusnya menjadi solusi dari konflik, malah berbalik arah
bisa menimbulkan konflik
* Ketidak tegasan pemerintah dalam mengambil keputusan

Dari beberapa contoh diatas dapat diketahui bahwa masyarakat selama ini tidak mendapat pembelajaran yang baik dalam proses pemiliahn langsung tersebut. Dan masyarakat hanya terkesan mengikuti trend yang berkembang saja pada saat itu, yang kiranya dapat memberikan keuntungan sesaat . Atau mengikuti titah dalam kelompoknya apabila ia tergabung dalam sebuah kelompok. Trend ini yang banyak di terapkan oleh masyarakat. Bukan rahasia umum lagi apabila saat proses kampanye, mereka yang datang tersebut bukan datang karena ke ikhlasan ingin mendukung calon pemimpin pilihannnya, melainkan mereka datang berduyung2 karena di berikan sejumlah dana agar mereka mau mengikuti...inilah salah satu contoh pemimpin yang harusnya tidak perlu dipilih oleh masayarkat. ”belum menjadi pemimpin saja sudah mengajarkan sesuatu yang tidak baik, bagaimana kelak kalau menjadi pemimpin negeri ini???”

by herbowo sampurno
Selengkapnya...

Penerapan Restrukturisasi Dan Revitalisasi Organisasi Publik Dalam Era Otonomi Daerah

Kolaborasi Restrukturisasi dan revitalisasi organisasi publik dalam era otonomi daerah sedikit banyak memberikan informasi kepada masyarakat, bagaimanakah seharusnya peran dan fungsi dari suatu organisasi. Beberapa Landasan hukum dari penerapan otonomi daerah yaitu diawali dengan disepakatinya Tap MPR Nomor XV/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian Dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional Yang Berkeadilan Serta Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan Daerah Dalam Rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dikeluarkannya UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah.

Oleh karena adanya perubahan system pemerintahan di Indonesia dari yang bersifat sentralistik menjadi desetralistik, maka setiap daerah perlu melakukan penataan ulang kembali tentang system pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah tersebut pada akhirnya memberikan berbagai implikasi terhadap aktivitas pemerintahan pada tingkat daerah. Salah satunya adalah terhadap pengembangan dan pembinaan birokrasi lokal. Dengan kewenangan yang luas kepada daerah, maka implikasinya berdemensi positif terhadap pengembangan dan pembinaan birokrasi lokal adalah menyangkut pengembangan organisasi dan karier aparatur pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk membangun struktur pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, membangun sistem dan pola karier administratif, serta mengembangkan sistem manajemen pemerintahan yang efektif (Simon Sumonjoyo Hutagalung, “Implementasi Kebijakan Restrukturisasi Pemerintsahan Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah”).

Hicks dan gullet 1987 mengemukakan bahwa perubahan pada suatu organisasi dapat dibagi menjadi tiga golongan perubahan yaitu perubahan teknologis, perubahan struktural dan perubahan manusia. Perubahan teknologis merupakan jenis perubahan struktural dan perubahan yang meliputi produk-produk baru serta proses-proses baru, perubahan manusia meliputi perubahan personil sedangkan perubahan struktural merupakan jenis perubahan yang meliputi kebijaksanaan-kebijaksanaan atau prosedur-prosedur baru. Namun menurut Nugroho dalam konteks otonomi daerah, setiap organisasi public harus lebih memfokuskan pola restrukturisasi dan revitalisasi organisasi public tersebut dalam Empat (4) hal yaitu :
1. Perampingan fungsi-fungsi yang tidak seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah, dalam organisasi publik dapat mengalihkan pekerjaan tersebut keluar namun masih memiliki (outsourching), memberikan sepenuhnya kepada pihak luar, atau berasama-sama mengelola dengan pihak luar.
2. Menghilangkan politrical appointy didalam organisasi publik disatu sisi dan menata organisasi yang sesuai dengan tuntutan publik, tidak harus selalu ramping, yang utama efektif.
3. Membangun hubungan yang diametral namun fungsional dengan organisasai kontra birokrasi layaknya sebagai cermin dari orgnisasi publik
4. Menata orgnisasi publik agar sebangun sengan tuntutan publik global.
(rian nugroho, 2000, op cit, hlm 25-29)

Dalam proses penerapan Restrukturisasi dan revitalisasi organisasi publik dalam era otonomi tersebut pada akhirnya tidak mencerminkan pada tujuan awal dilakukannya restrukturisasi dan revitalisasi, apabila setiap perubahan pada organisasi public tersebut mengacu pada empat hal yang telah disebutkan oleh Nugroho. Kenyataannya saat ini adalah perampingan fungsi-fungsi organisasi public tersebut berubah menjadi pola pemekaran struktur, sehingga istilah “miskin struktur kaya fungsi” yang selama ini menjadi tujuan dari suatu organisasi public hanya menjadi sebuah semboyan belaka. Pola manajerial yang diterapkan organisasi public saat ini cenderung berorientasi pada profit tanpa mengedepankan kejahteraan dan kemakmuran masyarakat (Civil Society). Nilai-nilai otonomi daerah yang pada awalnya bertujuan menjadikan pemerintah daerah sebagai titik sentral dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengedapankan otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab sehingga diharapkan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan roda pemerintahan serta meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat di berbagai sector kehidupan, sedikitpun belum dirasakan adanya perubahan yang berarti

by herbowo sampurno
Selengkapnya...

Perspektif Ekologi Administrasi Negara

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Di manapun, bilamanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, manusia senantiasa memerlukan kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak mengenal batas karena fitrahnya sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi.

Untuk mempertahankan hidupnya sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya, manusia harus mampu memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar (basic needs) maupun kebutuhan hidup sampingan (derived needs) yang justru lebih banyak dan lebih beragam. Selain kebutuhan biologis, manusia menghadapi kebutuhan sosial dan integritas yang tidak mudah dipenuhi tanpa kerjasama dengan sesamanya. Oleh karena itulah manusia senantiasa mengembangkan persekutuan sosial (social group) dan pengendaliannya (social organization) demi ketertiban bermasyarakat. Tanpa disadari, persekutuan sosial dengan perangkat kelembagaannya menciptakan lingkungan (hidup) sosial yang menuntut para anggotanya untuk menyesuaikan diri, sebagaimana mereka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup alamnya

Kemampuan akal manusia untuk mempersatukan (to assimilate) khasanah alam ke dalam ranah kebudayaan dan melihat diri dan orang lain sebagai bagian dari lingkungannya itulah pangkal perwujudan lingkungan sosial. Dengan secara lebih lugas Bennett (1976) menyatakan bahwa manusia hidup dalam lingkungan yang mereka manfaatkan, bukan untuk disalah gunakan, bersama orang lain yang membentuk suatu lingkungan (humam ecology) yang merupakan bagian dari lingkungan hidup yang lebih luas (natural ecology) sebagai kenyataan. Oleh karena itu manusia lebih banyak dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungan sosial yang mereka ciptakan berdasarkan pemahaman kebudayaannya daripada menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam semata-mata (Budhisantoso, “Pengelolaan Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan Budaya”, Ekonomi Rakyat edisi Juli 2002, www. Google.com).

Administrasi sebagai ilmu mempunyai sifat umum dan universal dalam arti memiliki unsur-unsur yang sama, dimanapun dan kapanpun ilmu administrasi diterapkan. Namun diketahui bahwa dalam satu sistem administrasi negara sendiri masih dijumpai subsistem administrasi dari suatu kelompok masyarakat yang menggambarkan hubungan pengaruh antara administrasi negara dengan lingkungan sekitarnya, baik fisik maupun lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu dengan mengkaji ekologi administrasi negara yang merupakan salah satu cabang ilmu administrasi, kita dapat menerangkan hubungan timbal balik yang terjadi antara lingkungan hidup (environment) dimana administrasi negara itu tumbuh dan berkembang dengan administrasi negara sendiri yang dianggap sebagai organisme hidup (living organism) (Pamudji, “Ekologi Administrasi Negara”, Bina Aksara)

Dalam kajian ilmu administrasi negara, terutama pada ekologi administrasi negara, tinjauan kebudayaan memegang salah satu peranan yang cukup penting, karena kebudayaan termasuk dalam salah satu unsur faktor-faktor ekologis yang beraspek kemasyarakatan dalam tinjauan ekologis. Selain itu dalam aspek budaya dikaji pula berbagai pola perilaku seseorang ataupun sekelompok orang (suku) yang orientasinya berkisar tentang kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik, hukum, adat istiadat dan norma kebiasaan yang berjalan, dipikir, dikerjakan, dan dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya, serta dicampurbaurkan dengan prestasi di bidang peradaban (Inu Kencana, dkk, Ilmu Administrasi Publik; 140). Betapa pentingnya kebudayaan pada suatu masyarakat, dapat disimpulkan dari pendapat Melville J. Herkovits yang mengemukakan pengertian Cultural Determinish, yang berarti behwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
Selengkapnya...

TAG..."The Age That I Wish To Get Back To"

ya akhirnya tugas tag dari gratcia selesai juga, berawal tanggal 2 june 2008, gratcia menghubungi boim lebon di shoutbox.nya..jreeeng....jreeeng..."ada hadiah tag lg nih"...he..he..wah akhirnya kena lagi nh tugas. tugasnya namanya nostalgia....wah harus me-review ulang lagi ingetan yang udh lama tidur seiring makin tuanya usia...ok waktunya mengerjakan tagnya..

"The Age That I Wish To Get Back To"

dalam bahasa gaulnya liga calcionya "negli epoca quanto mi ansioso potere ritornare nuovamente". kalau dipikir-pikir, sepertinya kenangan yang dulu tersimpan sekarang lambat laun sudah sedikit memudar, perlu kerja ekstra berat plus dopping segelas kopi dulu biar inget...kenangan-kenangan waktu kecil dulu.

“Pada usia berapa saya berharap dapat kembali lagi”..jawabannya waktu saya berumur kuran lebih 4 tahun…dimana boim masih lucu-lucunya…he..he…waktu kecil moment yang paling di tunggu adalah lebaran..soalnya kalau lebaran pasti duit di dompet-dompetan jaman dulu pasti penuh dengan uang ratusan rupiah…pa lagi dulu ada kebijakan bantuan langsung kalau puasa (BLKP) dari orang rumah…jd kalau bisa puasa setengah hari bakal dapat bonus duit…(lumayan bisa beli chicki+makan somay pas buka puasa)..dulu jam 12 siang jadi waktu yang favorit….waktunya makan siang di tengah orang-orang yang lagi puasa….he..he..tapi pas waktu bedung di sore hari boim juga buka puasa lagi yang kedua….(maklum namynya juga anak kecil)……

Dan waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya dateng juga….”lebaran”, malam sebelum lebaran biasanya bareng temen-temen seperjuangan waktu kecil buat obor trus keliling sampe malem...wah seru banget tuh waktu keliling-keliling....sambil teriak-teriak takbiran plus cekakak-cekikik sampai suaranya mau abis.....he..he.., besok paginya subuh udah rapih..dengan setelan baju baru…(dulu setiap lebaran pasti baju baru …soalnya bisa beli Cuma setahun sekali ..)..abis sholat….eng..ing..eng….waktunya bagi-bagi “THR”, nah disitu boim waktu kecil mengeruk kekayaan….lumayan…dompet boim yang depannya gambar kartun ga jelas tu ..bisa penuh dengan lembaran uang seratus rupiah…plus makan makanan yang enak-enak……he…he…

That my story…” The Age That I Wish To Get Back To”…how abaout you??????
Ok boim akan segera passing nig tag ke wong alit dan unieq..... thanks for gratcia that entrust tag this to boim, so I can remember my little time funny memories
Selengkapnya...

Sosiologi Kebudayaan

Kebudayaan merupakan semua hasil dari karya, rasa dan cita-cita masyarakat. masalah budaya menjadi sangat penting untuk dikaji lebih mendalam karena kebudayaan dan masyarakat manusia merupakan dwitunggal yang tidak terpisahkan. Istilah kebudayaan berasal dari kata sansekerta Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi yang berarti budi atau akal. Culture berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah dan mengerjakan (Soerjono Soekanto, 1987, ”Sosiologi Suatu Pengantar”, Rajawali Pers, Jakarta).



Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b), (www.google.com).

Menurut Andreas Eppink, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Budaya merupakan semua aspek ungkapan ekspresif insan manusia yang diwujudkan pada alam sekitarnya. Hal ini bisa secara fisik maupun mental. Kata budaya bisa berarti: 1) pikiran, akal budi, konsep, 2) adat istiadat, 3) segala sesuatu ungkapan manusia, 4) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah dan 5) seni, kultur, pakaian (www.wikipedia.com).

Banyak pendapat para sarjana tentang unsur-unsur kebudayaan, yang oleh C. Kluckhohn dianalisa dengan menunjuk pada inti pendapat-pendapat sarjana, tersebut, yang menyimpulkan adanya unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural-universals, yaitu:.
a) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
c) Sistem kemasyarakatan
d) Bahasa
e) Kesenian
f) Sistem pengetahuan
g) Religi
(Widyosiswoyo, S, 1996, ”Ilmu Budaya Dasar”, Ghalia Indonesia, Jakarta)

Kebudayaan berguna bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri dari alam, mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan sebagai wadah daripada segenap perasaan manusia. Tak ada kebudayaan yang statis; setiap kebudayaan mempunyai dinamika. Gerak tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Selain itu terdapat pula terjadinya akulturasi budaya. Akulturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang tertentu, dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri (Soerjono Soekanto, 1987, ”Sosiologi Suatu Pengantar”, Rajawali Pers, Jakarta)
Selengkapnya...

hayo pada ngaku pernah korupsi ga???? he..he


hayo ngaku..pernah korupsi ga????yang baca postingan ini wajib menjawab..ok..ditunggu jawabannya dari para blogger....10 penjawab yang jujur akan mendapatkan sebuah mug keren plus bakal di kunjungi ama KPK....he....hee



Selengkapnya...