Custom Search

Digusur...digusur...


Zaman sekarang memang sudah seperti zaman purba….budaya hidup nomaden kini jadi trend terkini..khususnya di ibukota negara ini ”jakarta” atau tempat-tempat komersil seperti pasar....bedanya kalau zaman purba dulu, manusia berpindah-pindah tempat karena untuk bertahan hidup guna mencari lahan makanan yang baru dan itu atas inisiatif mereka sendiri...tapi kalau trend ”hidup nomaden” saat ini, mereka dipaksa pindah oleh orang-orang yang katanya memiliki otoritas buat ngusir mereka dari tempat dimana ia bisa mencari makan dengan dalih bermacam-macam, mulai dari daerah terlarang, zona hijau, lahan sengketa, atas dasar perintah yang punya kuasa di daerah itu....bla..bla...bla....dll. jadi disini kita dapat melihat perubahan makna yang terjadi antara istilah nomaden zaman purba dengan nomaden zaman sekarang....atau dengan istilah yang lebih keren lagi ”DIGUSUR”.

29 komentar:

Anonim mengatakan...

emang benar ni wong cilik trus ding digusur opo rak enek meneh sing digusur selain wong cilik

soemandjaja mengatakan...

manusia jadi serigala bagi manusia lainnya... mengerikan..

muhfiasbin mengatakan...

yach, cuma itu lah solusi dari pemerintah. mau yg gampang aja, y tinggal gusur.

Anonim mengatakan...

hmm.. mungkin digusur krn tuh kawasan seharusnya bukan buat dihuni mungkin? ato supaya mereka balik ke kampung halamannya lagi (biar di kota ga kebanyakan penduduk)?

tapi pemerintah salah juga sih.. kerjanya cuma ngegusur.. tapi ga disediain tempat tinggal yang sangat" murah buat mereka..

>eleANor mengatakan...

ya namanya juga orang gak punya, mau ngurusin perut aja dah susah apalagi ngurusin tempat tinggal

GrapZ mengatakan...

gw benci pemerintaahhhhh

Mike.... mengatakan...

kalo gusur rumah kan dapet ongkos lapangan petugasnya,bro...
jd yah ga heran kalo banyak terjadi gusur-menggusur..hahaha...

Eucalyptus mengatakan...

Kesian banget ya rakyat, kayanya gusur menggusur ini suka gak berperikemanusiaan juga... kadang2 gak dikasih kesempatan nyelametin barang2 mereka yg gak seperapa

Miss G mengatakan...

Akarnya ya pembangunan yg ga merata, jadi kbnykan penduduk pergi dari kampung halaman kayak serangga tertarik sama cahaya, pdhl kota besar ga siap juga dgn urban yg makin taun makin melimpah, akibatnya mrk bikin usaha sendiri dan tmpat tinggal sendiri karena mau bertahan, pemerintah kota yg kewalahan dan mmg ga bisa cerdik dan cerdas memberikan solusi, menjadikan mrk sbg 'musuh' yang harus diberantas...

Mmg ini sudah jadi sperti buah simalakama,..makanya nanti kalo jadi Walikota or Gub usahakan yah solusi jgn gusuuuur terus. Apalagi klu jadi Presiden, waduuh tuluuung pikirkan solusi yg ga reaktif, yak? yak? yak?

Btw, gusur kan temennya boim, wkwkwkwkwkw...

IWS mengatakan...

Kok blognya jadi bolong gini??hehe..

Eucalyptus mengatakan...

Ngomong2 SB kamu kemana ya? Kayanya dulu ada kan?

Teuku Zulfikar Amin mengatakan...

yah klo sampeian digusur....sini saya tampung di blog saya....

Anonim mengatakan...

Upaya pemerintah untuk menciptakan kota yang modern dan bersih emang patut di acungkan jempol, walaupun dengan adanya penggusuran terhadap rakyat kecil. Tapi alangkah baiknya sebelum digusur sediain dulu tempat tinggal yang layak buat masyarakat yang kena gusur, sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan setelah digusur dari tempay tinggalnya.
Pasti yang digusur rela dan ikhlas tuh..

fragaria mengatakan...

wah kayaknya kalo say yg jadi si pemerintah saya juga cuma bisa main gusur aja nih, hehe *kabuuur*

Anonim mengatakan...

gusurr terusss ya iutal pemerentah endonesahh wkwkwkw

namaku wendy mengatakan...

gusur skalian pemerintahannya yah hehehe belum perbah ngrasain po piye, tega bener yak

kubencisekolah mengatakan...

gusur trus aja...bang foke...
mau gak rumah loe gw gusur...kasian tuh warga miskin...

sekolah2 aja yang di gusur hehehe..

www.kubencisekolah.co.cc

Admin mengatakan...

pemerintah ga mikir. klo ga da org kecil ga mungkin jg da org kaya...jdi jgn smena2 ma org kecil..(crtanya smbil marah):)

Anonim mengatakan...

mengapa harus tunggu bencana, baru pemerintah peduli sama rakyat..??



http://pandalanememory.blogspot.com/

JoVie mengatakan...

emang skrg jamannya gusur menggusur senaknya...mending kalo ganti ruginya sesuai dengan "sakit hati" dari si pemilik yang sebenarnya...parahnya..dengan alasan "zona terlarang, ataw bla3x...." saperti yang Kang Boim ungkapkan diatas, mereka malah gak dapet ganti apa2.....memuali lagi dari nol...dan terserak2 lagi...
bener2 tragis...labih tragis dari film misteri yang belom pernah saya tonton..*halah*

Anonim mengatakan...

yacchh begitulah nasib jadi rakyat kecil..tak ada daya..sering tak berkutik jika berhadapan dgn org besar...Nasiiiiib..nasiiiib...gk pernah bisa SSSIIIPPP!!!

Anonim mengatakan...

Susah juga membedakan yang benar mana ? yang diGUSUR apa yg mengGUSUR,kalau kita punya rumah di tengah kota dengan halam luas dan mubajir, lalu ada yg mau numpang diriin tenda dihalamn kita dengan alasan ga punya rumah, kira-kira apa yang kita lakukan yaaa ??? kl kepemilikannya sah pasti ga akan digusur kali, dan ganti rugi sesuai dengan harga jual pasar bukan NJOP lama

kambing kurban tangerang mengatakan...

dilema y gan:)(

percetakan kalender mengatakan...

kasihan gan

outboun training mengatakan...

masing2 ada pertanggung jawabannya

sari kurma mengatakan...

hanya bisa prihatin

Rumah bsd serpong mengatakan...

ini indonesia gan

asuransi kesehatan mengatakan...

ya begini deh..

di jual rumah gading serpong mengatakan...

tanah air ku..:) tarik nafas