Budaya materialisme dan premanisme saat ini telah menjadi cermin dari perilaku masyarakat Indonesia. Pada era reformasi seperti saat ini pun, budaya materialisme dan premanisme tumbuh dengan subur dan menjadi sesuatu hal yang di anggap wajar oleh masayrakat. Budaya materialisme dan premanisme telah menyebar dengan cepat, baik itu dikalangan masyarakat kalangan atas, masyarakat kalangan bawah hingga para birokrat di negeri ini. Sudah banyak kasus-kasus yang menggambarkan bagaimana budaya ini telah merasuk kedalam setiap sendi kehidupan di bangsa ini.
Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya apabila kita pahami terlebih dahulu makna dari materialisme dan premanisme secara epistemologi. Mengutup dari wikipedia. Diketahui bahwa Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi jadi apapun yang tidak kita inderai maka pada hakikatnya adalah tidak ada. (wikipedia indonesia), sedangkan Premanisme (berasal dari kata bahasa Belanda vrijman = orang bebas, merdeka dan isme = aliran) adalah sebutan pejoratif yang sering digunakan untuk merujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain. (Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. 28 Februari 2008)
Praktek-praktek budaya materialisme dan premanisme tersebut merupakan dampak langsung dari terjadinya degredasi moral bangsa ini, yang kini lebih cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal ini dapat dilihat dari maraknya praktek pungutan liar yang dilakukan oleh para pelaku public service di negeri ini dengan dalih sebagai pengurusan biaya administrasi, salah satu contohnya adalah betapa sulitnya seseorang dalam melakukan perizinan, dimana ia harus mengeluarkan sejumlah dana yang cukup besar agar proses perizinannya tersebut dapat dikerjakan oleh para birokrat di negeri ini atau pada tingkat yang rendah adalah apabila seseorang ingin memperoleh tandatangan dari lurah yang berkuasa di daerahnya guna kepentingan memperoleh surat keterangan bertempat tinggal, maka dengan ikhlas ataupun tidak Ia harus rela mengeluarkan sejumlah dana, mulai dari 10 ribu sampai dengan 20 ribu rupiah. Lain halnya lagi mengenai penertiban pedagang kaki lima (PKL), terkadang cara-cara represif dilakukan aparat dalam proses penrtiban tersebut. Bisa dilihat bahwa budaya saat ini telah mngarah pada tindakan main hakim sendiri, menerabas prosedur demi kepentingan sepihak atau kecenderungan memaksakan pendapat/kehendak pada orang lain. pemaksaan kehendak hal ini dapat dilihat mulai dari masyarakat kalangan atas, masyarakat kalangan bawah maupun para birokrat di negeri ini. Saat ini tidak ada sesuatu yang dapat dikatakan ”gratis”, semua memerlukan biaya. Namun apabila pungutan baya tersebut di lakukan tidak atas dasar peraturan yang ada maka hal itu dapat dikatakan sebagai praktek pemerasan.
Budaya premanisme dan materialisme yang kini telah merasuk kesegala sendi kehidupan di masyarakat, menjadi salah satu faktor dari kemunduran bangsa ini yang sebelumnya telah mengalami goncangan dampak dari krisis ekonomi. Perilaku budaya premanisme dan materialisme ini, telah membudaya baik di kalangan masyarakat atas, bawah maupun para birokrat di negeri ini, yang di tunjukkan dengan maraknya budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Apabila hal ini masih terus berlangsung maka pada akhirnya akan membawa dampak negatif bagi kemajuan bangsa ini, yang mencoba bangkit dalam keterpurukan.
oleh: herbowo sampurno
Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya apabila kita pahami terlebih dahulu makna dari materialisme dan premanisme secara epistemologi. Mengutup dari wikipedia. Diketahui bahwa Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi jadi apapun yang tidak kita inderai maka pada hakikatnya adalah tidak ada. (wikipedia indonesia), sedangkan Premanisme (berasal dari kata bahasa Belanda vrijman = orang bebas, merdeka dan isme = aliran) adalah sebutan pejoratif yang sering digunakan untuk merujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain. (Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. 28 Februari 2008)
Praktek-praktek budaya materialisme dan premanisme tersebut merupakan dampak langsung dari terjadinya degredasi moral bangsa ini, yang kini lebih cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal ini dapat dilihat dari maraknya praktek pungutan liar yang dilakukan oleh para pelaku public service di negeri ini dengan dalih sebagai pengurusan biaya administrasi, salah satu contohnya adalah betapa sulitnya seseorang dalam melakukan perizinan, dimana ia harus mengeluarkan sejumlah dana yang cukup besar agar proses perizinannya tersebut dapat dikerjakan oleh para birokrat di negeri ini atau pada tingkat yang rendah adalah apabila seseorang ingin memperoleh tandatangan dari lurah yang berkuasa di daerahnya guna kepentingan memperoleh surat keterangan bertempat tinggal, maka dengan ikhlas ataupun tidak Ia harus rela mengeluarkan sejumlah dana, mulai dari 10 ribu sampai dengan 20 ribu rupiah. Lain halnya lagi mengenai penertiban pedagang kaki lima (PKL), terkadang cara-cara represif dilakukan aparat dalam proses penrtiban tersebut. Bisa dilihat bahwa budaya saat ini telah mngarah pada tindakan main hakim sendiri, menerabas prosedur demi kepentingan sepihak atau kecenderungan memaksakan pendapat/kehendak pada orang lain. pemaksaan kehendak hal ini dapat dilihat mulai dari masyarakat kalangan atas, masyarakat kalangan bawah maupun para birokrat di negeri ini. Saat ini tidak ada sesuatu yang dapat dikatakan ”gratis”, semua memerlukan biaya. Namun apabila pungutan baya tersebut di lakukan tidak atas dasar peraturan yang ada maka hal itu dapat dikatakan sebagai praktek pemerasan.
Budaya premanisme dan materialisme yang kini telah merasuk kesegala sendi kehidupan di masyarakat, menjadi salah satu faktor dari kemunduran bangsa ini yang sebelumnya telah mengalami goncangan dampak dari krisis ekonomi. Perilaku budaya premanisme dan materialisme ini, telah membudaya baik di kalangan masyarakat atas, bawah maupun para birokrat di negeri ini, yang di tunjukkan dengan maraknya budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Apabila hal ini masih terus berlangsung maka pada akhirnya akan membawa dampak negatif bagi kemajuan bangsa ini, yang mencoba bangkit dalam keterpurukan.
oleh: herbowo sampurno
24 komentar:
cihuyyy... orang pertama yg komen nih..
tmn2 oping yg ngerintis bisnis keluarga selalu bikin yg namanya under table cost. ya gitu lah biar ijin2 dsb bisa mulus. ih malesss..
iya Q tdi juga kmrin liat di TV, masa gara2 rebutan air buat ngairi sawah aja meski saling bunuh, emang kbngeten bgt culture budaya masyarakt ckrg.
yang kayak gini juga ga bisa ilang di Indonesia..
miris banged...:(
Politik lagi nih??
salah satu contohnya adalah betapa sulitnya seseorang dalam melakukan perizinan, dimana ia harus mengeluarkan sejumlah dana yang cukup besar agar proses perizinannya tersebut dapat dikerjakan oleh para birokrat di negeri ini <-- ini memang betul...
kalo yang berani bayar mahal, pasti deh cepet BERES...
budaya garatis emang enak kalo di kembangin
Materiliastik dan Premanisme imbas dari sebuah kebijakan ekopol yang tidak bersfektif pro poor, kondisi hari ini yang tenar misalnya dengan geng motor dan budaya korupsi adalah bukti nyata dari tidak konfrhensifnya pemerintah dlam mengambil sebuah kebijakan yang pro poor dan tidak bermoralnya para pejabat negara yang sebenrnya adalah penyambung lidah dan pelayan rakyat..aduhhh capek dech mikirinnya.
posting cerdas banget, uptodate sama keadaan di lapangan,
wah ntar lagi ada pengamat politik baru yg bakal sering nongol di tipi neeh,namanya kang boim :p
keep posting kang, udah ak bookmark neh blog ente
Bener tu kang.. premanisme dan materialisme memang udah membudaya di negeri ini. Entah kapan akan berakhir... Ya, tinggal tunggu waktu saja, akan hilang atau lebih membudaya lagi...
itu klo dishoot dari awal trus dibikin pelem bisa masuk boxoffice kali ya kang..... hiks...hiks..
emunk itu mas..bagaimna negara ini mau maju klo sifat orangnya aja seperti itu...
bro..dl temen2 gw preman lho..he..he..
lagi2 yg banyak jadi korban adalah "wong cilik" . beberapa catatan utk pemerintah adalah, menghapus PuNGLI. trus menyediakan wadah buat PKL kita . dan mempermudah proses perizinan. jadi semua bisa terkoordinir dgn baik. :D
tapi ko rakyatnya jg nerimo dan prepare ya,, jd mendarah daging dan membudaya loh mas,, dudududu... HIBATTT..
kebiasaan org2 indonesia emang kaya gtu :P
kapan ya, ramalan Joyo Boyo tantang ratu adil akan terwujud?>>>>????????
saya coba 'urun rembug' kok sepertinya media berpera sangat aktif serta luar biasa karena kebanyakan hal - hal seperti ini bisa dilihat dan ditiru dari media apapun yang ada di negri kita bro, kebayang gak sih kalau disatu daerah terpencil bisa dijumpai sebuah korek apai gas dengan ukuran kecil yang punya semacam lampu dibagian belakangnya trus kalau disinarkan pada meja atau dinding akan menampilkan gambar 'bohay' hebat kan?
Moralitas dan materialisme nampaknya memang semakin menjadi penguasa dikebanyakan orang, semoga semakin banyak blogger aktif yang ikut berperan untuk saling mengingatkan dan semoga bangsaku akan terus maju dan menjadi semakin baik !
saya coba 'urun rembug' kok sepertinya media berpera sangat aktif serta luar biasa karena kebanyakan hal - hal seperti ini bisa dilihat dan ditiru dari media apapun yang ada di negri kita bro, kebayang gak sih kalau disatu daerah terpencil bisa dijumpai sebuah korek apai gas dengan ukuran kecil yang punya semacam lampu dibagian belakangnya trus kalau disinarkan pada meja atau dinding akan menampilkan gambar 'bohay' hebat kan?
Moralitas dan materialisme nampaknya memang semakin menjadi penguasa dikebanyakan orang, semoga semakin banyak blogger aktif yang ikut berperan untuk saling mengingatkan dan semoga bangsaku akan terus maju dan menjadi semakin baik !
harapan kita bersama... semoga bangsa kita adem ayem, meski banyak yang bertingkah
sudah menjadi bagian dari hidup kita bang,...
premanisme kayanya sulit dihilangkan deh
Mtrelisme dan premanisme...
Ehmmm...apa ya... kayaknya dua kata ini emang cocok untuk mewakili wajah Indonesia..
Ya... tuhan kami. bebaskanlah blogger indonesia dr premanisme dan materialisme (soale bnyk yg ngomong ini udah budaya indon sih)
Waduh premanisme !!, betul tuh kang, premanisme makin merajalela. Orang-orang yang punya kedudukan kadang bersifat spt preman. orang - orang bawah pun kadang demikian karena merasa terhimpit. Lah kita-kita ini bagaimana ya ?? terkurung di antara premanisme, vandalisme dan ah ... banyak ketakutan pokoknya.
preman itu kalau kata temanku sih pere mangan, kang. Orang karena terbeban sama materi bisa jadi premanis atau bisa juga karena gaya premannya orang jadi bisa meterialis, halah jadi pusing... gara-gara preman nih...
Posting Komentar