Custom Search

konsep restrukturisasi manajemen sektor publik.

Sebentar lagi warga ibukota jakarta akan segera merasakan betapa buruknya public service yang diberikan dari satu-satunya perusaahaan penyedia dan pemasok energi listrik di Indonesia, yaitu PLN. Pertengahan hingga akhir bulan Juli 2008 ini, warga jakarta akan kembali merasakan pemadaman listrik secara berkala oleh PLN, dengan argumentasi bahwa beberapa pembangkit listrik pemasok jakarta mangalami kerusakan, sehingga pasokan listrik untuk ibukota indonesia tersebut mengalami defisit. Masyarakat sebagai costumer tidak dapat melakukan apa-apa, selayak nya pelanggan yang seharusnya selalu mendapatkan pelayanan yang optimal. Kata ”Monopoli ” lah yang menyebabkan masyarakat tidak pernah berkutik dikala perusahaan milik negara memberikan suatu bad service. Lalu dimana fungsi pelindungan konsumen yang selama ini telah diperkuat oleh munculnya Undang-undang perlindungan konsumen? ”Sssttt jangan bilang siapa-siapa, itu hanya pelengkap saja, undang-undang akan tetap jadi sampul yang tak bertuan”.

Lalu Bagimanakah agar pola manajemen Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat menjadi perusahaan yang benar-benar menempatkan masyarakat sebagai suatu pelanggan yang harus diberikan suatu Good service dari sebuah organisasi yang bergerak pada sector public? Sekedar saran atau sebuah harapan, PT. PLN sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di sektor publik, dapat saja mengadopsi konsep pelayanan prima dalam proses pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai costumer, atau dapat juga menerapkan konsep Total Quality Manajemen (TQM). TQM memperkenalkan pengembangan proses, produk dan pelayanan sebuah organisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Pendekatan ini berusaha untuk melibatkan semua pihak terkait dan memastikan bahwa pengalaman dan ide-ide mereka memiliki sumbangan dalam pengembangan mutu. Ada beberapa prinsip-prinsip fundamental yang mendasari pendekatan semacam itu, seperti mempromosikan lingkungan yang berfokus pada mutu

Apabila Pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dilihat menggunakan Pendekatan Konsepsi Teori Organisasi Sektor Publik, maka kita dapat mengacu pada karya Osborne D. dan T. Gaebler. Osborne D. dan T. Gaebler (1992) merefleksikan hal ini dalam buku Reinventing Government, dimana pengarang mengidentifikasi 12 karakteristik organisasi sektor publik, yaitu:
1. Mengadakan persaingan diantara penyedia pelayanan
2. Memberdayakan warga masyarakat dengan menghilangkan kekangan terhadap masyarakat
3. Mengukur kinerja
4. Berfokus bukan pada input tetapi pada proses-proses yang menghasilkan outcome
5. Dituntun oleh tujuan mereka (visi) - bukan oleh aturan dan undang-undang;
6. Meredefinisi klien sebagai pelanggan;
7. Memberi pilihan kepada warga masyarakat / pelanggan
8. Mencegah masalah sebelum terjadi ketimbang menanggulangi masalah yang timbul
9. Mendesentralisasi kewenangan dan melaksanakan manajemen partisipatif
10.Mendayagunakan sumber daya untuk menghasilkan uang, dan tidak sekadar menghambur-hamburkannya saja

Namun demikian, untuk menerapan konsep pelayanan prima, TQM atau Konsepsi Teori Organisasi Sektor Publik pada tubuh PLN, memang memerlukan suatu proses jangka panjang, berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan, karena budaya suatu organisasi sangatlah sulit untuk dirubah karena telah mengindap penyakit patologi birokrasi yang cukup akut. Faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi seperti struktur kekuasaan, sistem administrasi, proses kerja, kepemimpinan, predisposisi pegawai dan praktek-praktek manajemen berpotensi untuk menjadi penghambat perubahan. Terkadang kekuasaan paling penting di sektor publik tidak ditemukan dalam organisasi, tetapi lebih sering terdapat pada sistem yang lebih besar. TQM dapat dijadikan bagian dari suatu strategi untuk meningkatkan komitmen lembaga- lembaga publik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

By herbowo sampurno

referensi:
Haerudin, Ihsan, “Reformasi Pelayanan Publik”, Bandung Institute of Governance Studies, www.google.com
Manan, Abdul, 2005, “Pemerintah Segera Buat Standarisasi Pelayanan Publik”, Tempo, Edisi Kamis, 24 Februari 2005
Mulyadi, Deddy, 2004, “Mengharapkan Pelayanan Publik Yang Optimal”, edisi Sabtu, 07 Agustus 2004, Harian Pikiran Rakyat
Shihab, Alwi, 2005, “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik”, Tokoh Indonesia Dot Com (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

31 komentar:

@ariekoprasethio mengatakan...

sebuah dilema...
complicated...
akankah ada perubahan dengan berubahnya tampuk kepemimpinan...

mas pesen kopi donk... :)
komentar pertama nih....

Gun mengatakan...

wah..serius banget nih artikelnya..

mau di utak atik gimanapun juga yah tetap sama aja, pad mengedepankan ego masing2..

@ariekoprasethio mengatakan...

tadi pertamax
jovie keduax
sekarang ku ketiax nih... :))

alo jovie... alo mas boim...
kopi... kopi...
g ada listrik kopi juga bisa kebikin...

Mike.... mengatakan...

bro..di pulau jawa ini masih mending, di tempatku di balikpapan sana,mati lampu dalam seminggu bisa 4-5 kali..gila bgt to...
padahal kota industri en penduduknya semakin banyak...

ujan mengatakan...

hhmm.. gak tau harus komen apa..
terlalu mumet mikirinnya..

Admin mengatakan...

wah postingannya ngeri :P

Kristina Dian Safitry mengatakan...

sedia lilin sebelum mati lampu.
sedia obor sebelum gelap kampung,he..he...

Anonim mengatakan...

analisa yang penuh fakta bro... keren dah... siip

namaku wendy mengatakan...

bsyukurlah masih ada listrik, masih ada ada matahari, ada bulan, ada lampu minyak, ada lilin juga, bayangpun kalu gak ada sama sekali hehehe itung2 pun ngasih makan buruh2 pembuat lilin x yah;p

Anonim mengatakan...

PLN...PLN...riwayatmu itu :(

Anonim mengatakan...

Sedih... Pemadaman lagi pemadaman lagi, ditempatku seminggu bisa dua kali bro, ampun dah... #-o

Anonim mengatakan...

Uda komplain ke YLKI belum...?

Afif Amrullah mengatakan...

inilah negeri kita/ alamnya gelap tiada berbintang/ dari derita dan derita...derita teruus..(marjinal predator)
negeri ini nyatanya adalah penghasil sumber energi,tetapi yg lebih nyatanya lagi rakyat negeri ini tdk bs menikmati kekayaanya sendiri. kekayaan negeri ini hanya berputar pada segelintir orang yg mempunyai akses utk menguasai kekayaan negeri ini. krisis gas,minyak & listrik..strusnya apa lagi? moga saja negeri ini tdk krisis kopi..;)

Anonim mengatakan...

kasihan ya si Mikey..seminggu sampai 4 X matinya he he he. Yang bikiin kesel 2 hari yang lalu pulang kerja semangat eh pas sampe rumah listrik mati, padahal kangen ngeblog......

Anonim mengatakan...

mas boim..
di pekanbaru parah deh..
mati lampu na ampe tiga kali sehari..
huhuhuhuhu...

david santos mengatakan...

I loved this post and this blog.
Have a nice week.

Anonim mengatakan...

He, he, he, Kalo aku jadi kepala PLN, Aku akan bilang....... masih sukur kalian dikasih listrik dengan harga yang murah. Mau protes....... ya bikinlah pembangkit listrik sendiri aja........

roxyfoxy_84 mengatakan...

eh iya bisa horeee... hahaha.. hmm smalem pdhal berapi2 bgt mu komen ttg postingan yg ini...
iya mas boim, banyak perusahaan manufaktur (di pulau jawa yg dapet pemadaman bergilir)skr ngeliburin karyawannya gr2 si mati lampu ini. si calon2 bule yg mu PMA jg pd skeptis. perusahaan MNC yg udah di indonesia jg jd nyesel kayanya invest di indonesia. kmaren aj tmn yg lg seleksi MT-nestle bahan presentasinya disuruh ttg materi listrik dan imbasnya thd produktivitas industri dll. sedih kan indon makin di blacklist aja.

Nanoq da Kansas mengatakan...

Ini sebuah bukti lagi, bahwa di negeri tercinta ini kedaulatan rakyat selalu terabaikan. Yang bernama PLN, PERTAMINA, PDAM dan semua jenis BUMN yang melayani kebutuhan rakyat, selalu kualahan dan mengaku tak berdaya. Ujung2nya Rakyat yang disalahkan: dibilang boros dsb. Sementara itu para bos pemegang BUMN tersebut tiap hari perutnya makin buncit. Dan bos-bos lainnya yang sepanjang hidupnya terima upeti dari BUMN makin berfoya-foya bikin partai politik.

Anonim mengatakan...

Wah kayaknya merata nih dominasi PLN. Meski Surabaya ga sesering di Kalimantan (kata teman gue yang baru dari sana), tapi tetap aja dapat jatah juga...

Easiest Online mengatakan...

Semoga gak ada yg bosen dengan mati lampu :D .

Mama Beruang mengatakan...

well, sy bs maklum jika pemasok pembangkit listrik mengalami kerusakan, tp mengapa PLN tdk memberi informasi lbh dulu dan lbh detail mengenai pemadaman ini, kapan, hari apa, jam berapa.. jadi kita bs siap2, ga perlu liat monitor komputer mati tiba2 di depan mata, huwaaaaa... rusak! rusak!! piye iki?
dari 12 karakteristik mas Osborne dan Gaebler, sy tertarik dg poin pertama dan ketujuh. Bagaimana jikalau PLN punya pesaing? huahuahuahua.. otomatis masyarakat pny byk pilihan, dan imbasnya PLN dan PLL (Perusahaan Listrik Lainnya) pasti gencar promosi, bersaing, dan berlomba memberikan pelayanan terbaik utk masyakarat, seperti iklan kartu GSM di tipi2 tu loh..

Chris Seitz mengatakan...

Thanks for stopping by my end of the blogosphere! Unfortunately I can't read your language, but I'm sure your blogs are amazing.

volverhank mengatakan...

huaaaaaaaaaaaaah tidaaaaaaaaak pikiraan saya blom sampai dalam tahap iniii

hehehe.

www.volverhank.com

Radith Prawira mengatakan...

wah..pas bgt ni saya berlabuhnya..lagi ngopi kapal api berlabuhnya di warung kopi, ada kopi moka ga mas? n_n

,,blm ada/udh ada tp ga populer ya pembangkit listrik buat rumahan?lmyn la, drpd ngandelin pln.

achie mengatakan...

Bukan salah mreka2 jg kalo pembangkitnya rusak truz ada pemadaman bergilir.. Cm mbo yah bilang2 gt tepatnya kapan mo matiin lampunya, jd kan bs prepare..

Eucalyptus mengatakan...

Bener tuh, mau diadakan pemadaman listrik bergiliran... huhu...

lusia mengatakan...

hi friend nice blog,thanks for the visit.I have read some of your post.it is really useful.hope you will visit to my site too.
http://www.indiantamilmasalas.blogspot.com/
http://www.softwareonlinehelper.blogspot.com/
http://www.googleadsensesystem.blogspot.com/

wendra wijaya mengatakan...

ya begitulah kalau hidup di Indonesia. Daripada pusing mikirnya, mending ngeblog aja, hehehe...aku setuju tuh ma mbak dian, sedia lilin sebelum mati lampu, hahahaha.....

uNieQ mengatakan...

masalah klasik yang ga ada ujung pangkalnya...

sampe kapanpun bakal kek gini terus kok.. turut berduka cita atas negeri ini :(

Ajeng Sueztika Constitusia mengatakan...

PLN MAHAL!!!!! pelayanan SOAK!! Frontlinenya JAHAT, KETUS!!! Listriknya TERSENDAT_SENDAT!!!